Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013

Berikut ini adalah berkas Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013. Download file PDF.

 Berikut ini adalah berkas Buku Guru Matematika Kelas  Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013

Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013:

Buku ini diharapkan menjadi pedoman guru selama proses pembelajaran Pendidikan Matematika sebagai pelengkap buku tematik di kelas IV SD/MI. Buku ini menjabarkan usaha minimal guru yang harus dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan.

Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar saintifik berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa. Kurikulum 2013 sudah tidak lagi menggunakan Standar Kompetensi (SK) sebagai acuan mengembangkan Kompetensi Dasar (KD). Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 telah menyusun Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang peserta didik melalui pembelajaran Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dan pembelajaran integratif dan pendekatan saintifik. Kompetensi Inti memuat kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan dalam Kompetensi Dasar.

Tujuan penyusunan Buku Guru ini adalah memberikan acuan atau pedoman bagi guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran matematika di SD/MI kelas IV. Dalam buku ada bagian penting yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu kegiatan pembelajaran, penilaian, pengayaan dan remedial, serta interaksi guru dengan orang tua peserta didik.

Untuk memudahkan dalam penggunaan, seperti di buku siswanya buku ini terbagi ke dalam enam pelajaran sebagai berikut.

Pelajaran 1 Pecahan
Pelajaran ini memuat materi pecahan, yang meliputi pengertian pecahan, pecahan senilai, pecahan sederhana, membandingkan dan mengurutkan pecahan, berbagai bentuk pecahan, pembulatan bilangan, dan menaksir operasi hitung dua bilangan.

Pelajaran 2 Konsep Faktor dan Kelipatan Bilangan
Pelajaran ini memuat materi konsep faktor dan kelipatan bilangan, yang meliputi faktor dan kelipatan bilangan, bilangan prima, FPB dan KPK, dan permasalahan yang berkaitan dengan FPB dan KPK.

Pelajaran 3 Pengukuran Panjang dan Berat
Pelajaran ini memuat materi pengukuran panjang dan berat. Materi pengukuran panjang meliputi satuan baku panjang, operasi hitung yang melibatkan satuan panjang, dan pembulatan dan menaksir hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat. Adapun materi pengukuran berat meliputi satuan baku berat, operasi hitung yang melibatkan satuan berat, dan pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran berat ke satuan terdekat. 

Pelajaran 4 Keliling dan Luas Bangun Datar
Pelajaran ini memuat materi keliling dan luas bangun datar, yang meliputi segi banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan, keliling dan luas bangun datar (persegi, persegi panjang, dan segitiga), dan hubungan antargaris.

Pelajaran 5 Statistika
Pelajaran ini memuat materi statistika, yang meliputi mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menafsirkan sajian data.

Pelajaran 6 Pengukuran Sudut
Pelajaran ini memuat materi pengukuran sudut, yang meliputi mengenal, membandingkan dan mengukur sudut, selanjutnya mengukur sudut pada bangun datar dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengukuran sudut.

Petunjuk Umum:

Pendahuluan
Buku guru mata pelajaran matematika ini disusun untuk mempermudah penggunaan buku peserta didik Mari Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas IV. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi tentang bagian umum pembelajaran matematika. Adapun bagian kedua berisi strategi pembelajaran matematika tiap topik, sesuai konsep pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah dan buku siswa. Uraian setiap topik disajikan untuk setiap pertemuan. Pada setiap pertemuan berisi materi untuk guru, kegiatan pembelajaran, alat/bahan/media, dan sumber belajar. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dan pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar dan cara pembelajarannya.

Tujuan Pembelajaran Matematika
Pendidikan matematika di sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar melalui pengalaman belajar, agar mampu:
  1. memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan sehari-hari;
  2. melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis komponen yang ada;
  3. melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan dan memverifikasinya;
  4. memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
  5. menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
Secara lebih khusus, mata pelajaran matematika diajarkan untuk tujuan membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.

Strategi Pembelajaran Matematika
Hakikat Pembelajaran
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan menengah hendaknya merupakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 

Belajar matematika artinya membangun pemahaman tentang konsep-konsep, fakta, prosedur, dan gagasan matematika. Makna memahami adalah membuat pengaitan antara gagasan, fakta, dan prosedur. Mengenalkan gaya belajar kepada peserta didik dan mengadaptasi berbagai macam strategi pembelajaran akan memudahkan peserta didik memahami konsep-konsep matematika. Hal ini didukung pengenalan gaya belajar matematika dan mengadaptasi strategi pembelajaran matematika yang berbeda dapat memfasilitasi peserta didik belajar. Dengan pemahaman seperti itu, memungkinkan seorang guru untuk dapat berupaya memberikan inspirasi kepada peserta didik dengan gagasan-gagasan matematika yang menantang dan menyenangkan yang dikemas dalam pembelajaran matematika yang interaktif. Dengan demikian, peserta didik dapat menciptakan atau menemukan konsep-konsep matematika yang sebelumnya telah ditemukan para pendahulunya secara kreatif. Dengan adanya ruang gerak untuk proses penemuan bagi peserta didik, memungkinkan peserta didik memiliki prakarsa dan kreativitas.

Ada tujuh prinsip pembelajaran di mana guru dapat mengorkestrakan kurikulum, membelajarkan, dan melakukan penilaian secara efektif.
  1. Belajar dengan pemahaman terfasilitasi ketika pengetahuan dikaitkan dengan dan disusun melingkupi konsep utama dan prinsip-prinsip dari sebuah disiplin.
  2. Pengetahuan awal peserta didik merupakan titik tolak untuk terjadinya pembelajaran yang efektif.
  3. Belajar metacognitive (memonitor diri sendiri/self regulated learning) untuk peningkatan prestasi.
  4. Pengenalan tentang keragaman kemampuan peserta didik penting untuk antisipasi dalam proses belajar dan pembelajaran yang efektif.
  5. Keyakinan peserta didik tentang kemampuan belajar memengaruhi kesuksesan pembelajaran peserta didik.
  6. Kegiatan dan latihan praktis di mana orang terlibat selama proses pembelajaran membentuk apa yang peserta didik pelajari.
  7. Interaksi sosial yang didukung dengan cara memperkuat kemampuan peserta didik belajar dengan pemahaman.

Petunjuk Pembelajaran
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi itu terdiri atas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian KD tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran dan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sebagai target pencapaian kemampuan peserta didik secara individu. Indikator ini merupakan seperangkat kriteria atau ciri kemampuan yang harus dicapai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran agar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Isi tercapai secara efektif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut.
  1. Untuk satu KD dirumuskan minimal ke dalam dua indikator pencapaian kompetensi. Jumlah dan variasi rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik, kedalaman, dan keluasan KD, serta disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan.
  2. Perumusan indikator dalam bentuk kata kerja operasional yang dapat diukur atau diamati kinerjanya melalui penilaian.
  3. Rumusan indikator hendaknya relevan dan merinci kompetensi dasar sehingga dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran dan penilaian dalam mencapai kompetensi.
  4. Rumusan indikator berbeda dengan tujuan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran merupakan kemampuan atau hasil belajar yang dicapai dikaitkan dengan kondisi, situasi, karakteristik pembelajaran/peserta didik/satuan pendidikan/daerah.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi. Indikator berfungsi sebagai pedoman dalam:
  1. mengembangkan materi pembelajaran;
  2. mendesain kegiatan pembelajaran yang efektif;
  3. mengembangkan bahan ajar;
  4. merancang dan melaksanakan penilaian dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Selain itu, proses pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Perumusan indikator, pembelajaran, dan penilaian dalam panduan ini dimaksudkan untuk membantu atau memberikan masukan kepada guru matematika dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian matematika dalam kelas. Dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian matematika, seorang guru juga harus memerhatikan unsur-unsur pendidikan sikap.

Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar Matematika
Sumber belajar yang utama dalam proses pembelajaran matematika adalah lingkungan sekitar. Awali proses pembelajaran matematika yang bersumber pada peristiwa alam yang sering terjadi di sekitar peserta didik. Untuk memperkuat konsep yang sedang dikaji maka diperlukan sumber belajar lain, yaitu buku siswa dan buku referensi lain yang masih relevan.

Pada tiap materi pelajaran dan/atau subpelajaran pembelajaran matematika tertentu sebaiknya diakhiri dengan tugas proyek. Guru berperan sebagai pendorong, motivator, dan fasilitator dalam pemberian tugas proyeknya. Selain kreatif dan terampil, guru juga harus memberikan bimbingan cara melakukan tugas proyek dan pembuatan laporan secara tertulis kepada peserta didik. Selanjutnya, guru membimbing peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok dalam bentuk presentasi. Presentasi ini dapat berupa lisan atau tertulis, atau bentuk penyajian lain yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri atas hasil karya yang telah mereka dapatkan.

Meskipun proses belajar atau pola pembelajaran sekarang berpusat pada peserta didik, peran guru tetaplah besar. Untuk itu, seorang guru yang baik haruslah memenuhi hal-hal berikut.
  1. Menguasai bahan ajar. Tuntutan ini mengharuskan guru untuk setiap saat memacu diri dalam meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan diri.
  2. Bersikap kreatif dan aktif. Guru diharapkan selalu mengembangkan kreativitas secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga situasi belajar tidak membosankan dan monoton.
  3. Rajin belajar dan dapat memotivasi peserta didik agar senang dan tertarik untuk mempelajari Matematika.

Media Pembelajaran Matematika
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar di sekolah. Dengan adanya media pembelajaran, proses belajar mengajar dapat terbantukan dengan baik. Dengan harapan, peserta didik dapat dengan mudah memahami konsep matematika yang dipelajari. Media pembelajaran yang digunakan tersebut dapat berupa gambar atau alat peraga pembelajaran yang digunakan pada saat menjelaskan atau memahami suatu materi tertentu. Alat bantu ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk mengembangkan daya imajinasinya. Oleh karena itu, penting rasanya bagi seorang guru atau pendidik lain untuk menyediakan media pembelajaran di setiap pertemuan.

Berikut ini beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik.
  1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
  2. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
  3. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan.
Pemaknaan media pembelajaran sering kali dianggap sebagai sesuatu yang memberatkan guru atau pendidik. Pandangan ini muncul karena media pembelajaran selalu dikaitkan dengan media elektronik (komputer) yang harus mereka sediakan. Media pembelajaran tidak harus menggunakan media elektronik. Gambar atau alat bantu belajar yang sederhana pun dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Berikut beberapa contoh media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika.
  1. Gambar, Diagram, dan Grafik; Media pembelajaran berupa gambar dapat disajikan dalam kertas gambar ukuran besar. Media pembelajaran bentuk ini dapat digunakan saat menjelaskan tentang bangun datar, bangun ruang, dan konsep penyajian data. Materi pembelajaran yang disampaikan melalui gambar akan lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta didik.
  2. Alat Peraga Sederhana; Media pembelajaran berupa alat peraga dapat dibuat dari barang-barang yang mudah didapat peserta didik. Misalnya, bentuk kubus, balok, kerucut, tabung, bola, dan bentuk lainnya. Untuk itu, guru harus berpikir kreatif untuk membuat alat-alat peraga yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Guru juga dapat melibatkan peserta didik untuk membuat alat peraga tersebut.
  3. Program Komputer; Media pembelajaran yang lain adalah memanfaatkan teknologi komputer. Misalnya untuk membuat diagram batang, diagram garis, atau diagram lingkaran dapat menggunakan program Microsoft Word. Selain itu, komputer juga bisa digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran matematika dalam bentuk slide yang dibuat dengan program presentasi, misalnya Microsoft Powerpoint. Program presentasi menyediakan banyak fasilitas untuk membuat slide presentasi yang menarik, termasuk fasilitas penyisipan gambar, video, animasi, suara, tabel, dan grafik.
  4. Animasi; Media pembelajaran berbentuk animasi lebih unggul untuk menjelaskan konsep- konsep matematika. Media ini dapat dibuat dengan menggunakan bantuan program aplikasi, seperti macromedia flash. Guru dapat mengunduh animasi dari situs di internet yang menyediakan animasi secara gratis.
  5. Video dan Film; Guru tidak perlu membuat video dan film sendiri. Banyak video dan film tentang materi matematika yang dapat diunduh (download) dari internet. Selanjutnya, hasil unduhan dapat digunakan untuk media pembelajaran. Sebagai catatan, guru harus memerhatikan apakah video dan film tersebut sesuai atau tidak dengan materi yang ingin disampaikan dan tingkat usia peserta didik.

Pembelajaran dan Penilaian
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan saintifik yang dapat diperkuat dengan model-model pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Kontekstual, Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing, Project Based Learning, dan Problem Based Learning.

Pendekatan saintifik disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran matematika untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati kejadian, peristiwa, situasi, pola, fenomena yang terkait dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam berbagai bentuk; menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa terjadi; mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan, mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan fenomena tersebut; serta melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Dalam pembelajaran matematika perlu ditekankan hal-hal berikut.
  1. Aktivitas belajar baik di bawah bimbingan guru maupun mandiri menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis dengan mementingkan pemahaman daripada hanya mengingat prosedur.
  2. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data, fenomena yang ada.
  3. Melatih keterampilan melakukan manipulasi matematika untuk menyelesaikan masalah.
  4. Melatih keterampilan penalaran matematika.
  5. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah.

Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian mata pelajaran matematika pada tingkat SD/MI dilakukan secara tersendiri walaupun pembelajarannya tematik terpadu. Bentuk instrumen penilaian pada ranah pengetahuan dan keterampilan disesuaikan dengan konteks pembelajaran dan berorientasi pada hal-hal konkret yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar peserta didik, terutama pada kelas awal (kelas I sampai dengan kelas III). Guru diharapkan menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian. Pembuatan instrumen penilaian dalam mata pelajaran matematika SD/MI perlu mempertimbangkan aspek-aspek penalaran matematika dan pemecahan masalah yang meliputi empat aspek sebagai berikut.
  1. Penilaian pemahaman; Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan konsep, membandingkan, mengurutkan bilangan, menentukan hasil operasi matematika (menggunakan algoritma standar), dan mengidentifikasi sifat-sifat operasi dalam matematika yang dikaitkan dengan benda/kejadian di lingkungan sekitar.
  2. Penilaian penyajian dan penafsiran; Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam membaca dan menafsirkan tabel dan diagram, menyajikan data sederhana dalam bentuk tabel dan diagram, dan melukiskan bangun-bangun geometri.
  3. Penilaian penalaran; Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi contoh dan bukan contoh, menduga dan memeriksa kebenaran suatu pernyataan, mengubah kalimat matematika antarbentuk operasi bilangan, dan menyusun algoritma proses pengerjaan/pemecahan masalah matematika.
  4. Penilaian pemecahan masalah; Pada aspek ini yang dinilai adalah kemampuan peserta didik menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah yang seringkali disajikan dalam soal cerita.
Berbagai teknik penilaian (misal, tes tertulis, kuis, penilaian sikap) dan bentuk soal tes dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Bentuk soal tes dapat berupa soal pilihan ganda, melengkapi, benar salah, menjodohkan, uraian, maupun isian.

Pengayaan dan Remedial
Pengayaan
Secara umum, pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum. Materi pengayaan bersifat tambahan untuk memperluas dan memperdalam wawasan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya dengan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Dalam pemberian materi pengayaan, guru dapat melakukan dengan beberapa cara dan pilihan model pembelajaran, misalnya pemberian asesmen portofolio tambahan yang memuat asesmen masalah autentik, proyek, keterampilan proses, chek up diri, dan asesmen kerja sama kelompok dalam kerangka pengembangan penguasaan terhadap suatu materi.

Remedial
Kegiatan remedial merupakan kegiatan yang ditujukan untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Tujuan kegiatan remedial adalah membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku. Dalam melaksanakan kegiatan remedial, guru dapat menerapkan berbagai metode dan media sesuai dengan kesulitan yang dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki peserta didik. Bentuk kegiatan yang bisa dilakukan, antara lain peserta didik diminta mempelajari buku siswa pada bagian tertentu. Guru menyediakan latihan-latihan/ pertanyaan atau tugas yang menunjukkan pemahaman kembali tentang isi buku. Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran. Guru kemudian mengadakan uji kompetensi (ulangan) kembali bagi peserta didik yang diremedi.

Alokasi Waktu Pembelajaran
Pembagian alokasi waktu pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran efektif adalah 18 minggu sampai 20 minggu per semester. Jumlah jam pelajaran matematika adalah 6 jam pelajaran/minggu.

Bagian Khusus:
Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran dalam memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dan konsep-konsep matematika yang ada pada buku teks pelajaran. Materi ajar yang ada pada buku teks pelajaran matematika akan diajarkan selama satu tahun ajaran.

Sesuai dengan desain waktu dan materi setiap pelajaran maka Pelajaran 1 dapat diselesaikan dalam 22 pertemuan, Pelajaran 2 dapat diselesaikan dalam 18 pertemuan, Pelajaran 3 dapat diselesaikan dalam 14 pertemuan, Pelajaran 4 dapat diselesaikan dalam 20 pertemuan, Pelajaran 5 dapat diselesaikan dalam 14 pertemuan, dan Pelajaran 6 dapat diselesaikan dalam 14 pertemuan. Setiap pertemuan selama 2 jam pelajaran. Satu jam pelajaran ekuivalen dengan 35 menit.

Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan terarah maka pembelajaran tiap pelajaran dirancang dengan sajian yang terdiri atas
  • Pengantar
  • Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
  • Kegiatan Pembelajaran
  • Penilaian
  • Pengayaan dan Remedial
  • Interaksi Guru dan Orang Tua
  • Kunci Uji Kompetensi
Rancangan tersebut akan membantu para guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

    Download Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013 ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013



    Download File:
    Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013.pdf

    Untuk Buku Guru Matematika SD/MI Kelas 5 dan Kelas 6 silahkan download:
    Buku Guru Matematika Edisi Revisi 2018 Kelas 5 SD MI Kurikulum 2013
    Buku Guru Matematika Revisi 2018 Kelas 6 SD MI Kurikulum 2013

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013. Semoga bisa bermanfaat.

    Sumber https://www.berkasedukasi.com/

    0 Response to "Buku Guru Matematika Kelas 4 SD MI Kurikulum 2013"

    Post a Comment

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel