Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017

Berikut ini adalah informasi dari Direktorat Pendidikan SMK - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI:

Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017


 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017
Dr. Ir. M Bakrun, MM. Kasubdit Kurikulum - Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK

Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017

DIREKTORAT Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dirt PSMK) mulai tahun ini menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kepada seluruh siswa Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) di seluruh Indonesia. Dari 13600 jumlah sekolah yang ada, kegiatan UNBK akan diselenggarakan oleh 12700 sekolah dan sebanyak 9300 sekolah diantaranya dipastikan melaksanakan UNBK.

Menurut Kepala Sub Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Kasubdit PSMK) bidang Kurikulum, Dr. Ir. M Bakrun, MM, latar belakang pelaksanaan UNBK tahun ini, karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) ingin mendorong sekolah sekolah yang sudah mampu menyelenggarakan berbasis komputer maka harus dilakukan dengan komputer.

Dijelaskannya, dorongan Kementerian Pendidikan melalui Direktorat PSMK yang ditujukan ke sekolah-sekolah dan daerah untuk ikut UNBK ini sekaligus untuk membuktikan kemajuan bagi sekolah sekolah dimaksud. Awalnya dikatakan UNBK ini hanya akan diikuti sekitar 4500 SMK saja, tapi sampai batas waktu yang diberikan jumlah SMK yang mendaftarkan diri ikut UNBK mencapai 9300 sekolah.

Jumlah ini menurut Bakrun sangat besar, bila dilihat jumlah SMK yang ada sekitar 13600 sekolah dan yang menyelenggarakan Ujian Nasional sekitar 12700 SMK, maka dengan 9300 SMK yang memutuskan ikut UNBK sama dengan 70 persen jumlah sekolah atau sekitar 79 persen jumlah siswa yang ikut Ujian Nasional.

Lantas bagaimana dengan sisanya, apakah mereka akan mengikuti Ujian Nasional secara manual? “Kita berharap semua akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer. Ada dua hal yang kami sampaikan, coba bandingkan dan dihitung pengadaan ujian nasional secara manual. Antara lain biaya peggandaan ujian dan sebagainya. Bila dihitung-hitung, paling satu dua kali ujian nasional impas,” sebutnya.

Cara kedua juga bisa dilakukan, dimana sekolah bersangkutan cukup mempersiapkan server. Nah, pada pelaksanaan ujiannya bisa menggunakan laptop para siswa. “Dan bagi SMK-SMK yang ada kita dorong terus untuk mempersiapkan hal ini, dan diharapkan sampai pelaksanaan UNBK nanti dimulai pada sekitar awal April semua sekolah akan ikut,” harapnya.

“Kenapa Kementerian Pendidikan mendorong dengan berbasis komputer? Karena kita ingin mendorong tingkat integritas anak. Dengan mengikuti UNBK, hasil yang akan dicapai si anak diharapkan lebih banyak lagi yaitu dengan nilai yang tinggi. Apalagi dengan cara ini sangat minim sekali kemungkinan siswa untuk menyontek,” Lebih jauh Bakrun menjelaskan di kantornya di bilangan jalan Sudirman, Senayan, Jakarta.

Kenapa kemungkinan menyontek jawaban akan sangat sulit dilakukan siswa, karena menurut Bakrun, soal ujian baru di download setengah jam sebelum ujian nasional dimulai. Tapi bagaimana dengan adanya kemungkinan soal digandakan. Seperti pada saat soal di download oleh sekolah akan digandakan oleh oknum oknum tertentu sebe lum mereka amankan sampai ujian dimulai?

“Kemungkinan itu bisa saja dilakukan, tapi kita yakin hal tersebut tidak akan terjadi. Karena untuk bisa melakukan itu sangat membutuhkan waktu, kan soalnya didown load satu satu. Tapi kita berharap hal tersebut tidak akan terjadi, karena kita bisa memantaunya dari jauh. Disamping itu kita yakin bahwa para guru sekolah memiliki integritas yang sangat tinggi dalam memajukan dan mencerdaskan siswanya sebagai generasi penerus bangsa”. Tambahnya.

Lebih jauh Bakrun menyampaikan, pelaksanaan ujian tahun 2017 yang diselelnggarakan untuk siswa SMK terdiri dari tiga macam. Pertama adalah Ujian nasional (UN) yang selanjutnya kegiatannya dikembangkan dengan berbasis komputer. Ada empat mata pelajaran yang diuji, terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Teori Kejuruan. Ujiannya sendiri akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 3-6 April 2017.

Kedua adalah Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan mengikuti tiga mata pelajaran, terdiri dari pelajaran Pendidikan Agama, Pelajaran Pendidikan Kewar-ganegaraan dan Keterampilan Komputer.

Adapun kisi kisinya dibuat oleh pusat, termasuk sekitar 25 persen soal dibuat oleh pusat dan 75 persen dibuat oleh sekolah melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).

“Ujian Sekolah Berstandar Nasional ini akan diselenggarakan pada 20-22 Maret 2017 secara serentak. Meski demikian, masih ada sekolah yang menawar, namun dalam hal ini pihak PSMK tidak dapat memutuskan, karena yang bisa memutuskan itu adalah BSMP (Badan Standar Mutu Pendidikan),” info Bakrun.

Ketiga adalah Ujian Sekolah (US), ujian ini semua dilakukan oleh pihak sekolah bersangkutan. Baik dalam hal penyelenggaraannya, soal mata pelajaran yang akan diujikan ke siswa juga dibuat oleh sekolah. “Jadi, dari jumlah mata pelajaran yang diuji di Ujian Nasional Berbasis Komputer, Ujian Sekolah Berbasis Nasional dan Ujian Sekolah dilaksanakan sesuai kisi-kisi yang sudah ditentukan, selebihnya dilaksanakan oleh PSMK. Seperti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). Hanya saja UKK ini pelaksanaannya lebih cenderung kepada ujian praktek atau keterampilan,” ujar Bakrun lebih jauh.

Lantas seperti apa pelaksanaan UKK ini? Bakrun menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat dilakukan dengan tiga cara atau tiga macam. Pertama dapat dilakukan melalui LSP-P1, LSP-P2 dan LSP-P3. Kedua adalah UKK yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak industri atau UKK yang dilakukan oleh pihak Industri ataupun dunia usaha yang sudah menjadi partner SMK bersangkutan. Contohnya seperti dengan pihak industri Daihatsu, Toyota, bidang retail yang juga sudah menjadi partner dan sudah diakui.

Ketiga adalah UKK yang dilakukan secara mandiri dilakukan oleh pihak sekolah bersangkutan, namun pada pelaksanaannya harus melibatkan dari pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Minimal mereka-mereka itu adalah sebagai asesor di DUDI. Dan sertifikat kompetensi keahlian yang dihasilkan ditandatangani oleh asesor DUDI bersangkutan.

Pada kegiatan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) ini ada sekitar 175 kompetensi keahlian yang diuji. Ha ini untuk memenuhi kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Kenapa sampai begitu banyak, karena pada pemahaman setiap kompetensi keahlian masih ada yang belum sepakat. Misalnya untuk kompetensi keahlian Tari saja, ada tujuh kompetensi keahlian yang diuji di SMK, seperti tari minang, satu kompetensi keahlian, tari Sunda, Betawi dan lain sebagainya. Karena mereka dikatakan memiliki karakter masing-masing.

Khusus untuk pelaksanan UKK praktek itu, diselenggarakan secara serentak mulai 20 Februari sampai 18 Maret 2017. “Meski ada juga sebagian SMK yang melakukan penawaran untuk pelaksanaan UKK dilakukan sebelum jadwal dimaksud, tapi mereka itu kita kasih ring lah,” tuturnya.

Tahun 2017 ini diperhitungkan 1,4 juta siswa SMK di seluruh Indonesia akan mengikuti Ujian Nasional. D harapkan seluruh peserta Ujian Nasional ini lulus dan tentunya dengan nilai terbaik.

Demikian yang bisa kami sampaikan informasi mengenai Sebanyak 9300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017. Semoga bisa bermanfaat.

Sumber: Majalah SMK Bisa Hebat Edisi 4 2017 - Revitalisasi SMK

Sumber https://www.berkasedukasi.com/

0 Response to "Sebanyak 9.300 SMK Ikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) Tahun 2017"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel